Kamis, 25 Februari 2016

MAKALAH FISTUM ( Fisiologi Tumbuhan) tentang Enzim


ENZIM 



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Satu  karakteristik penting dari organisme hidup  adalah berlangsungnya secara teratur sejumlah reaksi kimia yang kompleks namun terkoordinasi dengan baik di dalam setiap selnya. Walaupun terjadi banyak tipe reaksi yang berbeda pada setiap waktu tertentu, namun tidak terjadi kekacauan. Senyawa yang mengontrol metabolisme ini disebut enzim. Kesemua enzim ini beserta kegiatannya harus terkoordinasi sedemikian rupa sehingga produk-produk yang sesuai dapat terbentuk dan tersedia pada tempat yang tepat, dalam  jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan penggunaan enzim seminimum mungkin. Enzim adalah protein yang mempunyai aktivitas katalisis. Suatu katalisis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus dipergunakan oleh reaksi itu. Dengan tidak adanya enzim, lalu lintas kimiawi malalui jalur-jalur metabolisme akan menjadi sangat macet.
Setiap reaksi kimiawi melibatkan pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan. Misalnya, hidrolisis sukrosa melibatkan pertama-tama pemutusan ikatan antara glukosa dan fruktosa dan kemudian pembentukan ikatan baru dengan suatu atom hidrogen dan suatu gugus hidroksil dari air. Biasanya enzim mempercepat reaksi dengan faktor antar 108 dan 1020. Dibandingkan dengan katalisator buatan manusia, enzim 108 hingga 109kali lebih efektif. Selain itu enzim lebih spesifik dari pada katalisator anorganik atau organik buatan dalam macam reaksi yang dikatalisisnya.
Enzim terdapat dalam semua sel, tetapi tidak tercampur merata di seluruh sel. Tumbuhan juga menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari serangan serangga, bakteri, jamur dan jenis pathogen begitu juga manusia, pembentukan senyawa yang lebih besar dari molekul-molekul yang lebih kecil disebut anabolisme yang membutuhkan energi. Sebaliknya, katabolisme merupakan perombakan senyawa dengan molekul yang lebih kecil yang menghasilkan energi. Baik anabolisme maupun katabolisme berlangsung secara sistematis dan teratur membentuk lintasan metabolik.
Enzim terkonsentrasi dalam kompartemen-kompartemen, misalnya enzim untuk fotosintesis terdapat pada dalam kloroplas, untuk respirasi terutama terdapat dalam mitokondria sedang sebagian lagi terdapat dalam sitosol. Pengelompokkan enzim dalam kompartemen meningkatkan efisiensi proses-proses seluler karena dua hal, yaitu pertama, membantu memastikan bahwa konsentrasi reaktan cukup di tempat enzim tersebut terdapat, dan kedua, membantu memastikan bahwa satu senyawa diarahkan menjadi hasil yang diperlukan dan tidak dialihkan ke jalur lain oleh kerja enzim lain yang berkompetisi yang juga dapat bekerja pada senyawa tersebut di tempat lain dalam sel.


B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah dan pengertian Enzim ?
2.      Bagaimana Peranan Enzim Pada Tumbuhan ?
3.      Apa Ciri-ciri dan Sifat-Sifat Enzim ?
4.      Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Enzim dan yang menghambat kerja Enzim  ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
2.      Untuk mengetahui Sejarah dan pengertian Enzim
3.      Untuk mengetahui bagaimana peranan enzim pada tumbuhan
4.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim dan Faktor-faktor yang menhambat Kerja enzim





BAB II
PEMBAHASAN

A.     SEJARAH TENTANG ENZIM
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner ( 1926 ) yang telah berhasil mengisolasi urease dari tumbuhan kara pedang. Urease adalah enzimysng dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunits dapat mengisolasi pepsin, tripsin, dan kinotripsin. Kemudian makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah protein.
Dari hasil penelitian para ahli biokim ternyata banyak enzim mempunyai gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein majemuk. Gugus bukan protein ini disebut dengan kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan ada pula yang tidak terikat kuat oleh protein.. Gugus terikat kuat pada bagian protein artinya sukar terurai dalam larutan yang disebut dengan Prostetik, sedang yang tidak begitu terikat kuat ( mudah dipisahkan secara dialisis ) disebut dengan Koenzim. Keduanya ini dapat memungkinkan enzim bekerja terhadap substrat.

B.     PENGERTIAN ENZIM
Enzim adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi dan ikut beraksi di dalamnya sedangkan pada saat akhir proses enzim akan melepaskan diri seolah – olah tidak ikut bereaksi dalam proses tersebut serta strukturnya tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi. Enzim merupakan reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh makhluk hidup karena adanya katalis yang mampu mempercepat reaksi. Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun. Enzim berbeda dengan katalisator, namun enzim berfungsi sebagai biokatalisator. Katalisator berfungsi untuk mempercepat reaksi yang dapat digunakan berulang-ulang, sedangkan enzim bersifat spesifik yaitu dalam satu reaksi saja. Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein yang telah berhasil mengisolasi urease dari tumbuhan kara pedang (Sumner: 1926). Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Kemudian Northrop dan Kunits dapat mengisolasi pepsin, tripsin, dan kinotripsin. Sehingga makin banyak enzim yang dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah protein.
            Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas 2 bagian yaitu terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein, bersifat labil ( mudah berubah) yang dipengaruhi oleh suhu dan keasaman. Gugus prostetik (gugusan aktif) adalah bagian enzim yang tersusun atas bahan non protein. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil). Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik). Ion-ion logam merupakan kofaktor yang berperan sebagai stabilisator agar enzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida).

C.     PERBEDAAN ENZIN DENGAN KATALISATOR
Katalisator bersifat umum, hanya berfungsi untuk mempercepat reaksi yang dapat digunakan berulang - ulang ( satu katalisator mampu mereaksikan 2 atau 3 bahkan lebih reaksi), sedangkan
Enzim bersifat lebih spesifik hanya digunakan untuk satu reaksi saja ( satu enzim hanya untuk satu reaksi)

D.     METABOLISME TUMBUHAN
Tumbuhan juga mengahasilkan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari serangan serangga, bakteri, jamur dan jenis patogen lainnya serta tumbuhan itu mampu menghasilkan vitamin untuk kepentingan tumbuhan itu sendiri serta hormon – hormon yang merupakan sarana bagi tumbuhan untuk berkomunikasi antara organnya atau jaringannya dalam mengendalikan dan mengkoordinasi pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam tumbuhan pun terdapat proses metabolisme tumbuhan yang terdiri dari anabolisme ( pembentkan senyawa yang lebih besar dari molekul – molekul yang lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose, protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini membutuhkan energi).Sedang katabolisme merupakan senyawa dengan molekul yang besar membentuk senyawa – senyawa dengan molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energi.
Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan – lintasan metabolik yang dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut denagn enzim yang mampu mempercepat laju reaksi yang berkisar antara 108 sampai 1020.

E.     SIFAT – SIFAT ENZIM
Sifat-sifat enzim adalah sebagai berikut:
1. Biokatalisator
Enzim mempercepat laju reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
2. Termolabil
Enzim mudah rusak bila dipanaskan sampai dengan suhu tertentu.
3. Merupakan senyawa protein
4. Bekerja secara spesifik
Satu jenis enzim bekerja secara khusus hanya pada satu jenis substrat. Misalnya enzim katalase menguraikan Hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2), sedangkan enzim lipase menguraikan lemak + air menjadi gliserol + asam lemak.
Salah satu sifat penting enzim adalah kekhasannya. Maksudnya, setiap enzim bertindak pada satu substrat tunggal atau suatu kelompok kecil senyawa sejenis yang mempunyai gugus fungsi yang identik yang dapat melakukan reaksi. Pada beberapa enzim, kekhasan ini bersifat mutlak, tetapi pada enzim lainnya terdapat perbedaan dalam kemampuannya mengubah senyawa sejenis menjadi produk.


F.      SUSUNAN ENZIM
Secara kimia, enzim yany lengkap (holoenzim) tersusun atas 2 bagian yaitu:
1.      Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan
rusak bila suhu terlampau panas(termolabil).
2.      Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organikyang disebut koenzim. Molekul gug us prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agar enzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), Sitokrom.
Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali.

G.    KOMPOSISI KIMIA DAN STRUKTUR 3-DIMENSI ENZIM
Setiap enzim terbentuk dari molekul protein sebagai komponen utama penyusunnya dan bebrapa enzim hanya terbentuk dari molekul protein dengan tanpa adanya penambahan komponen lain. Protein lainnya seperti Sitokrom yang membawa elektron pada fotosintesis dan respirasi tidak pula dapat digolongkan sebagai enzim. Selain itu, protein yang terdapat dalam biji juga lebih berperan sebagai bahan cadangan untuk digunakan dalam proses perkecambahan biji.
Protein hanya terbentuk dari satu ikatan poloipeptida yang menggumpal membentuk suatu struktur yang bulat atau sperikal, contohnya ribonuklease. Setiap rantai polipeptida atau molekul protein secara sponstan akan membentuk konfigurasi dengan energi bebas terendah. Dalam sitisol sel, asam amino lebih bersifat hidrofobik yang akan mengumpul pada bagian dalam, sedang pada permukaan molekul protein atau enzim asan amino bersifat hidrofilik.
H.     KOMPERTEMENTASI ENZIM
Enzim – enzim yang berperan untuk fotosintesis terdapat pada kloroplas. Enzim yang berperan penting dalam respirasi aerobik terdapat pada mitokondria, sedang enzim respirasi lainnya terdapat dalam sitosol.
Kompertemenisasi enzi akan meningkat edisiensi banyak proses yang beralngsung di dalam sel, karena :
1. Reaktan tersedia pada tempat dimana enzim tersedia.
2. Senyawa akan dikonversi dikirim ke arah enzim yang berperan untuk menghasilakn produk sesuai yang dikehendaki dan tidak disimpangkan pada lintasan yang lain. Akan tetapi kompartemenisasi ini tidak bersifat absolut.

I. SPESIFIK NOMENKLATUR dan PENGGOLONGAN ENZIM
a. Fungsi Enzim
Yaitu sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel makhluk hidup. Enzim ini berfungsi sebagai katalis yang sangan efisien dan mempunyai derajat yang tinggi.
b. Tata nama dan Kekhasan Enzim
Setiap enzim disesuaikan dengan nama substratnya dengan menambahkan “ase” dibelakangnya. Kekhasan enzim asam amino sebagai substrat dapat mengalami reaksi berbagai enzim.
c. Penggolongan Enzim
Enzim dibagi ke dalam 6 golongan besar oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan. Enam golongan tersebut ialah :
1.                  Oksidoreduktase
Enzim-enzim yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Dehidrogenase dan Oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi-reaksi pengambilan atomr hidrogen dari suatu senyawa. Oksidase juga bekerja sebagai katalis pada reaksi pengambilan hidrogen dari suatu substrat.
2.         Transferase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Beberapa contoh enzim yang termasuk golongan ini ialah metiltransferase, hidroksimetiltransferase, karboksiltransferase, asiltransferase dan amini transferase.
3.         Hidrolase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis , Ada tiga jenis hidrolase, yaitu yang memecah ikatan ester, memecah glikosida, dan yang memecah ikatn peptida. Beberapa enzim sebagai conth ialah esterase, lipase, amilase, fosfatase, amino peptidase, karboksi peptidase, pepsin, tripsin dan  kimotripsin.
4.         Liase
Enzim yang termasuk golongan ini mempunyai peranan penting dalam reaksi pemisahan suatu gugus dari suatu substrat (bukan cara hidrolisis) atau sebaliknya. Contoh enzim golongan ini antara lain dekarboksilase, aldolase dan hidratase.
5.         Isomerase
Enzim yang termasuk pada golongan ini bekerja pada reaksi perubahan intramolekular misalnya reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa, perubahan senyawa L menjadi senyawa D, senyawa sisi menjadi senyawa Trans dan lain-lain.
6.         Ligase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karenanya enzim-enzim tersebut dinamakan sintetase. Ikatan yang terbentuk dari penggabungan tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. Contoh enzim golongan ini antara lain adalah Glutamin sintetase dan piruvat karboksilase.

J.      CIRI- CIRI ENZIM
Ciri – ciri dari enzim ialah sebagai berikut :
1.      Merupakan sebuah protein,
Jadi sifatnya sama dengan protein yaitu dapat menggumpal dalam suhu tinggi dan terpengaruh oleh temperatur.
2.      Bekerja secara khusus
Artinya hanya untuk bekerja dalam satu reaksi saja tidak dapat digunakan dalam beberapa reaksi.
3.      Dapat digunakan berulang kali
Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi.
4.      Rusak oleh panas
Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan enzim hanya bertahan pada suhu 500C, rusaknya enzim oleh panas disebut dengan denaturasi,
5.      Dapat bekerja bolak – balik
Artinya satu enzim dapat menguraikan satu senyawa menjadi senyawa yang lain..
6.      Enzim diperlukan dalam kuantitas kecil.

K.    ISOZIM
Isozim atau Iso-enzim adalah dalam suatu campuran terdapat lebih dari satu enzim yang  dapat berperan dalam suatu substrat untuk memberikan suatu hasil yang sama. Keuntungan bagi tumbuhan yang mengandung isoenzim adalah karena isozim – isozim tersebut akan memiliki tanggapan yang berbeda terhadap faltor – faktor lingkungan. Setiap isozim dihadapkan pada lingkungan kimia yang berbeda dab masing – masing berperan pada posisi yang berbeda dalam lintasan metabolic.

L.     CARA KERJA ENZIM
Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika suau molekul substrat menumbuk molekul enzim yangtepat maka akan menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat pada enzim disebut dengan sisi aktif.
Ada dua teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim yaitu:
1.  Teori kunci dan gembok.
Teori ini diusulkan oleh Emil Fischer pada 1894. Menurut teori ini, enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri komplemen yang sama persis sehingga bisa saling melekat. (Gustama. B, blogspot.com) Enzim memiliki sisi aktif yang sangat spesifik, sehingga hanya substrat tertentu saja yang dapat menjadi substrat bagii enzim. Hal itu menyebabkan enzim bersifat spesifik. Di dalam kompleks atau gabungan enzim dan substrat, substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan enzim.
2 . Teori ketepatan induksi (Induced fit)
Teori ini diusulkan oleh Daniel Koshland pada 1958. Menurut teori ini, enzim tidak merupakan struktur yang spesifik melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai substrat. Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk menyerupai substrat. (Gustama. B, blogspot.com) Menurut teori ini Fleksibilitas protein juga dipertimbangkan, sehingga pengikatan suatu substrat pada enzim menyebabkan sisi aktif enzim mengubah konformasinya akibatnya cocok dengan substrat.
Jika struktur enzim berubah  sehingga substrat tidak dapat lagi terikat dengannya, maka aktifitas katalisisnya akan hilang, atau yang biasa disebut dengan denaturaasi enzim. Suhu tinggi dengan mudah memutuskan ikatan hidrogen dan sering menyebabkan denaturasi tak-terbalikkan. Pemanasan yang ekstrem menyebabkan terbentuknya ikatan kovalen baru antara rantai polipeptida atau antar bagian dari rantai yang sama, dan ikatan tersebut demikian mantap sehingga tidak mudah putus.Bila enzim dalam keadaan kering, mereka lebih tidak peka terhadap denaturasi oleh panas daripada bila basah. Ini merupakan alasan mengapa biji kering tahan terhadap suhu tinggi.
 Setiap enzim terbentuk dari molekul protein sebagai komponen utama penyusunnya dan beberapa enzim hanya terbentuk dari molekul protein dengan tanpa adanya penambahan komponen lain. Protein lainnya seperti Sitokrom yang membawa elektron pada fotosintesis dan respirasi tidak pula dapat digolongkan sebagai enzim. Selain itu, protein yang terdapat dalam biji juga lebih berperan sebagai bahan cadangan untuk digunakan dalam proses perkecambahan biji. Protein hanya terbentuk dari satu ikatan poloipeptida yang menggumpal membentuk suatu struktur yang bulat atau sperikal, contohnya ribonuklease. Setiap rantai polipeptida atau molekul protein secara sponstan akan membentuk konfigurasi dengan energi bebas terendah. Dalam sitisol sel, asam amino lebih bersifat hidrofobik yang akan mengumpul pada bagian dalam, sedang pada permukaan molekul protein atau enzim asan amino bersifat hidrofilik.

M.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu:
1. Suhu
Semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada batas maksimalnya. Untuk hewan misalnya, batas tertinggi suhu adalah 40ºC. Bila suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi rusak. Sedangkan untuk tumbuhan batas tertinggi suhunya adalah 25ºC.
2. pH
Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada enzim yang bekerja secara optimal pada kondisi asam. Ada juga yang bekerja secara optimal pada kondisi basa.Setiap enzim bertindak paling cepat pada nilai pH tertentu yang disebut sebagai pH optimum.
pH optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut bereaksi paling cepat pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus kecil bereaksi paling cepat pada pH 8.
3. Konsentrasi substrat
Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi tertentu. Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi bilangan molekul substrat. Oleh karena itu, sebilangan kecil molekul enzim bereaksi dengan molekul substrat.
Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat bereaksi dengan molekul substrat hingga ke satu kadar maksimum.
Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan menambahkan kadar reaksi.
4. Konsentrasi enzim
Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja enzim. Pada kepekatan enzim rendah, bilangan molekul substrat melebihi bilangan molekul enzim. Oleh karena itu, sebilangan kecil molekul substrat direaksikan dengan molekul enzim.
Apabila kepekatan enzim bertambah, lebih molekul substrat dapat bereaksi dengan molekul enzim hingga ke satu kadar maksimum.
Penambahan kepekatan enzim selanjutnya tidak akan menambahkan kadar reaksi.
5. Adanya aktivator
Aktivator merupakan zat yang memicu kerja enzim.
6. Adanya inhibitor
Inhibisi pada suatu reaksi yang menggunakan enzim sebagai katalis dapat terjadi apabila penggabungan substrat pada bagian aktif enzim mengalami hambatan. Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi tersebut dinamakan inhibitor.
Hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan tidak reversibel dan hambatan reversibel. Hambatan tidak reversibel disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing dan hambatan tidak bersaing.
Inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim. Inhibitor ini terdiri dari :
a.       Hambatan Reversibel
Yang disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing dan hambatan tidak bersaing. Hambatan bersaing disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang dapat pula membentuk kompleks yaitu kompleks enzim inhibitor (EI), sedang hambatan tidak bersaing ini tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya disebut inhibitor tidak bersaing.
b.       Hambatan tidak Reversibel
Hambatan tidak reversible ini terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversible dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk enzim.
c.       Hambatan Alosterik
Hambatan ruang karena enzim tersebut tidak berbentuk hiperbola seperti enzim – enzim ang lain tetapi akan terjadi grafik yang berbentuk sigmoida.

N.     FAKTOR PENGHAMBAT ENZIM
Beberapa bahan asing dapat menghalangi efek katalik enzim, diantaranya adalah unsur-unsur anorganik seperti beberapa kation logam dan beberapa senyawa organik tertentu. Kedua kelompok penghambat ini dibedakan berdasarkan pengaruhnya yang bersifat kompetitif ataun n-n-kompetitif  dengan substrat.
a.       Penghambat Kompetitif
Penghambat kompetitif umumnya mempunyai struktur yang mirip dengan substrat sehingga dapat berkompetisi untuk sisi aktif enzim. Jika penggabungan antara enzim dan penghambat terjadi, maka konsentrasi enzim yang efektif menjadi menurun, sebagai akibatnya tentu laju reaksi juga akan menurun. Senyawa penghambat ini kadang juga dirombak oleh enzim untuk menghasilkan senyawa lain yang tidak berfungsi menghambat.
Penambahan  substrat dapat mengatasi masalah hambatan oleh senyawa penghambat kompetitif ini.  Contoh klasik dari penghambat kompetitif adalah yang disebabkan oleh malonat, yakni anion dengan muatan ganda dari asam malonat, terhadap reaksi suksinat dehidrogenase. Enzim ini berperan pada reaksi esensial pada Siklus Krebs pada Mitokondria. Enzim ini memisahkan 2 atom H dari suksinat dan menambahkan 2 atom H tersebut  pada gugus prostetik (Flavin Adenin Dinukleotida, disingkat FAD ) yang terikat secara kovalen pada enzim ini, sehingga terbentuk fumarat dan FADH yang terikat pada enzim.
Malonat dapat bergabung dengan enzim, mengambil sisi aktif yang diperuntukan bagi suksinat. Karena pemisahan atom H dari malonat tidak dapat dilakukan oleh enzim , maka reaksi tidak  dapat berlangsung. Pada keadaan ini, suksinat dehidrogenaseyang terikat dengan malonat tidak dapat memacu dehidrogenase sehingga respirasi terganggu. Yang menarik adalah bahwa tanaman kacng-kacangan dan tanaman leguminosa tertentu mengandung malonat dalam konsentrasi relatif tinggi, tetapi mungkin malonat tersebut terisolasi dalam vakuola sehingga tidak menghambat resfirasi.
b.      Penghambat non-kompetitif
Penghambat non kompetitif juga dapat bergabung dengan enzim, tetapi tidak pada sisi aktif enzim . Pengaruh ini tidak dapat diatasi dengan meningkatan konsentrasi substrat. Penghambat non-kompetitif tidak memiliki struktur yang sama dengan substrat. Ion logam atau senyawa yang merusak gugus sulfihidril sering merupakan penghambat non kompetitif. Sebagai contoh O yang berlebihan dapat mengoksidasi gugus –SH yang berdekatan satu sama lain, melepaskan atom H dari masing-masing gugus –SH dan mengakibatkan terbentuknya ikatan disulfida, sehingga mengubah struktur enzim dan akibatnya enzim tak lagi dapat membentuk kompleks secara sempurna dengan substrat. Ion Hg²dapat menggantikan atom H pada gugus sulfihidril, membentuk merkaftida yang sering tidak dapat larut . . Ion Ag² juga dapat melakukan peranan serupa dengan Hg².
Kebanyakan racun mempengaruhi tanaan atau hewan dengan cara menghambat  enzim. Enzim juga dihambat secara nono kompetitif oleh penyebab denaturasi protein seperti asam atau basa pekat atau oleh konsentrasi urea yang tinggi, konsentrasi detergen yang tinggi, yang memutuskan ikatan hidrogen.



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa ikut bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat  perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap.
Kerja enzim dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, konsentrasi enzim,,suhu, dan pH. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan (denaturasi). Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.








DAFTAR PUSTAKA
·          Lakitan,Benyamin. 2011. Dasar-DasarFisiologi Tumbuhan.  Jakarta. PT.raja grafindo persada.
·         Poedjiadi, Ana. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta. Universitas Indonesia (UI-Press ).
·         Wirahadikusumah, M. 1981. Biokimia. Proteine, Enzim dan Asam Nukleat. ITB. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar