LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
MIKROBIOLOGI
Pewarnaan Bakteri
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Ibu Dewi
Hernawati,
M.Pd.
Oleh
:
Nurul Wasilah (11541043)
3-A
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
GARUT
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan praktikum Mikrobiologi mengenai “Pewarnaan
Bakteri ” ini dengan sebaik-baiknya dalam waktu yang tepat.
Laporan praktikum ini disusun berdasarkan sistem pengajaran
dosen dan merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Mikrobiologi , yang diampuh oleh Ibu Dewi Hernawati, M. Pd. Tidak lupa Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang mendukung pembuatan Laporan Praktikum ini sehingga dapat selesai pada waktu yang
ditentukan. Semoga Laporan Praktikum
ini bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir
kata tiada gading yang retak begitu pula dengan makalah ini yang masih sangat
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
beserta saran dari para pembaca demi penulisan makalah selanjutnya di kemudian
hari.
Garut
, 23 Januari 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR………………………………………….............. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang………………………………………….............. 1
B. Tujuan…………………………………………………............... 1
C. Landasan Teori............................................................................. 2-3
D. Alat dan
Bahan............................................................................. 4
E. Langkah Kerja
............................................................................. 5-6
BAB
II PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan………………………………………….. ...... 7
B. Pembahasan………………………………………….................. 8-9
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………….................. 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bakteri memiliki beberapa
bentuk yaitu Basil, cocus, dan Spiral. Bakteri yang berbentuk cocus maupun
Basil dibagi menjadi beberapa macam, Pada bentuk Basil pembagiannya yaitu :
Basil tunggal, diplobasil dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi menjadi
monococus, diplokokus sampai stophylococus. Khusus pada spirilum hanya dibagi
dua yaitu : Setengah melengkung dan melengkung.
Melihat dan mengamati
bakteri secara langsung sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna
juga transfaran dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu tekhnik pewarnaan sel bakteri dan ini merupakan salah satu
cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi
(Dwijoseputro,1998).
Zat warna yang mengabsorpsi
dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme dengan sekelilingnya
ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti
spora, flagella dan bahan inklusi yang mengandung zat pati dan granura fosfat.
Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut
pewarnaan khusus, sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilah organisme
disebut pewarnaan diferensial. Pewarnaan gram merupakan contoh pewarnaan
diferensial yang memilah bakteri menjadi dua yaitu kelompok gram positif dan
gram negatif.
Tekhnik pewarnaan
bukanlah merupakan pekerjaan yang sulit tetapi hanya memerlukan ketelitian dan
kecermatan dalam bekerja serta memahami setiap langkah yang akan dikerjakan
serta mengikuti aturan dasar yang berlaku selama praktikum dilakukan.
Oleh karena itu, yang
melatar belakangi praktikum ini yaitu untuk mengetahui tekhnik pewarnaan
mikroorganisme sehingga mempermudah kita dalam melihat bagian-bagian bakteri.
Diharapkan dengan percobaan ini, Mahasiswa mampu melakukan berbagai pewarnaan
bakteri sesuai dengan peruntukkannya.
B. Tujuan
·
Menyiapkan
olesan bakteri sebagai prasarat bagi berbagai pewarnaan
·
Melakukan
cara-cara pewarnaan
·
Mengamati
bentuk-bentuk bakteri dan reaksinya terhadap zat kiia (warna)
C. Waktu
Pelaksanaan
·
Hari : Senin
·
Tanggal
: 20 Januari 2014
·
Tempat
: Laboratorium Mikrobiologi UPI
Bandung
D. Landasan
Teori
Olesan Bakteri yang baik
dan disiapkan sebagaimana mestinya merupakan prasyarat bagi berbagai macam
pewarnaan. Olesan Bakteri yang baik, yang tidak terlalu tebal ataupun terlalu
tipis dan bila difiksasi dengan panas akan tahan pencucian satu kali atau lebih
selama berlangsungnya proses pewarnaan sehingga organismenya tidak hilang
tercuci namun sel-selnya tidak menjadi salah bentuk ataupun menyusut.
Kaca Objek yang dipakai
tidak boleh tergores dan harus bersih betul. Karena ukuran sel bakteri amat
kecil, maka goresan atau partikel-partikel debu pada kaca objek dapat
dikelirukan sebagai mikroorganisme. Disamping itu olesan pada kaca objek yang
berlemak atau berdebu akan cenderung mengumpul dan tidak dapat menyebar dengan
baik.
Pada tahun 1884, seorang
bakteriologiwan Denmark secara kebetulan menemukan prosedur pewarnaan gram.
Pewarnaan ini mungkin merupakan salah satu prosedur yang amat penting dan
paling banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. (Hadieotomo,1988).
Ada 5 macam pewarnaan,
yaitu :
1.
Pewarnaan
sederhana, memungkinkan untuk melihat bakteri dengan jelas, tetapi tidak dapat
membedakan jenis-jenis bakteri yang berbeda dalam morfologi yang sama,
2.
Pewarnaan
tahan asam, untuk pewarnaan bakteri yang mengandung sejumlah besar besar zat
lipoid (berlemak) didalam dinding selnya yang menyebabkan tidak permeabel
terhadap zat warna yang umum,
3.
Pewarnaan
spora, untuk pewarnaan bakteri yang membentuk endospora yang tahan terhadap
kondisi ekstrim sehingga dibutuhkan perlakuan yang keras,
4.
Pewarnaan
kapsul, dan
5.
Pewarnaa
negative, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar
belakangnya hitam gelap.
Pewarnaan sederhana
paling umum digunakan dan disebut demikian karena hanya digunakan satu jenis
zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi
dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka
asam basa ). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya
bersifat alkalin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian
sel-sel bakteri.
basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan
sederhana adalah methilen biru, kristal violet dan karbol fuchsin. Lamanya
ketiga zata warna tersebut menutupi sediaan mikroskopik berbeda-beda. Methilen
biru memerlukan waktu 1-2 menit, kristal violet 2-60 detik, karbol fuchsin
15-30 detik.
Pewarnaan gram banyak
dilakukan untuk identifikasi bakteri, terutama yang berkaitan dengan kesehatan.
Hasil pewarnaan ada dua macam yaitu yang berwarna ungu disebut gram positif dan
yang berwarna merah disebut gram negatif. Prinsip pewarnaan gram adalah
kemampuan dinding sel mengikat zat warna dasar (kristal violet) setelah
pencucian dengan alkohol 96%. Keadaan tersebut berhubungan dengan komposisi
senyawa penyusun dinding sel. Pada bakteri gram positif mengandung
peptidoglikan lebih banyak dan lemak lebih sedikit dibanding bakteri gram
negatif.
Komposisi dinding sel
bakteri gram positive berbeda dengan bakteri gram negative. Dinding sel yang
lebih yang tebal pada bakteri gram positive menyusul oleh perlakuan alkohol
karena terjadi dehidrasi. Sedangkan sel-sel gram negative mempunyai kandungan
lipid yang lebih tinggi pada dinding selnya dan lipid pada umumnya larut dalam
alkohol dan aseton. Contoh dari gram positive adalah S.aureus dan gram negative
adalah E.coli. (Hadioetomo, 1988).
Perbedaan
struktur dinding sel bakteri gram positive dan gram negative sehingga
menyebabkan perbedaan reaksi dalam permeabilitas zat warna dan penambahan
larutan pemucat. Sebagian besar dinding sel bakteri gram positive terdiri dari
peptidoglikan, sedangkan dinding sel bakteri gram negative mempunyai kandungan
lipida yang tinggi dibandingkan dinding sel bakteri gram negative (Lay,1994).
Pewarnaan gram
menggunakan 4 reagent yang berbeda dan dilakukan melalui empat tahapan kerja :
1.
Pemberian
warna dasar kristal violet, semua sel akan berwarna ungu
2.
Warna
dasar diikat dengan reagent gram iodine atau lugol (sebagai pewarna penguat
atau mordan ), akan terbentuk kompleks crystal violet-iodine (kompleks CV-1)
yang sukar larut dan semua sel akan berwarna ungu kehitaman. Pada bakteri gram
positif kompleks Cv-1 akan berkaitan dengan magnesium-Ribonucleic acid komponen
dinding sel, membentuk kompleks magnesium-ribonucleic acid-crystal violet
iodine (kompleks Mg-RNA-CV-1)- yang tidak larut dalam alkohl.
3.
Alkohol
96% sebagai senyawa dekolorisasi akan melarutkan lemak. Pada bakteri gram
positif (+) kandungan lemaknya sedikit, pada waktu pencucian dengan alkohol
lemak akan larut dan membentuk pori yang kecil yang kemudian tertutup oleh
protein yang terdehidrasi alkohol, sehingga pori tertutup. Akibatnya kompleks
Mg-RNA-CV-1 tetap dalam dinding sel. Lemak dalam dinding sel bakteri gram
negatif (-) banyak, sehingga waktu pelarutan dengan alkohol menghasilkan pori
yang besar yang tidak dapat tertutup protein yang terdehidrasi. Akibatnya
alkohol mencuci semua kompleks CV-1 dan sel kehilangan warna.
4.
Safranin
sebagai zat warna lawan digunakan untuk menggantikan dasar yang telah hilang
tercuci alkohol. Bakteri gram negatif akan berwarna sedangkan bakteri gram
positif tidak.
Sifat gram ditentukan
oleh sifat- sifat fisik dan kimia dinding dan membran selnya. Selama proses
pewarnaan, penambahan alcohol terhadap bakteri gram negative menyebabkan
terekstraksinya lipid sehingga memperbesar daya rembes/permeabilitas dinding
sel gram negative. Jadi kompleks Kristal violet-Iodium (lugol) yang telah
memasuki dinding sel selama langkah awal dalam pewarnaan dapat diekstraksi.
Karena itu gram negative kehilangan warna tersebut. Karena kandungan lipidnya
lebih rendah, dinding sel bakteri gram positif menjadi terdehidrasi selama
perlakuan dengan alcohol. Ukuran pori-pori mengecil, permeabilitas berkurang
dan kompleks Kristal violet–iodium tidak dapat terekstraksi. Pada saat
pemberian cat penutup (safranin), bakteri gram negative terwarnai sehingga
berwarna merah, bakteri gram positif tidak terwarnai sehingga berwarna ungu.
(Tim bakteriologi umum, 2005)
Ciri-ciri bakteri gram negatif
yaitu :
1.
Struktur
dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm,
berlapis tiga atau multilayer.
2.
Dinding
selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung asam
tekoat.
3.
Kurang
rentan terhadap senyawa penisilin.
4.
Pertumbuhannya
tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
5.
Komposisi
nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana. (Hadiotomo, 1990)
Sedangkan ciri-ciri bakteri gram
positif yaitu :
1.
Struktur
dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
2.
Dinding
selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang
sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan.
Mengandung asam tekoat.
3.
Bersifat
lebih rentan terhadap penisilin.
E. Alat
dan Bahan
v Pembuatan
sediaan mikroskopis
·
Objek
glass
·
Alkohol
96%
·
Jarum
Inokulasi
·
Pembakar
Bunsen
·
Aquadest/Air
·
Biakan
bakteri umur 24 jam, bibit yoghurt
·
Kapas
·
Pipet
tetes
v Pewarnaan
sederhana
·
Mikroskop
·
Lampu
spirtus
·
Jarum
inokulasi
·
Bak
dan Rak pencuci
·
Objek
gelas
·
Botol
semprot
·
Kertas
isap
·
Biakan
bakteri 24 jam
·
Methilen
blue
·
Kertas
lensa
·
Minyak
imersi
·
Xylol
v Pewarnaan
Gram
·
Mikroskop
·
Lampu
spirtus
·
Jarum
inokulasi
·
Botol
semprot
·
Staining
jar
·
Objek
glass
·
Biakan
bakteri 24-28 jam
·
Kristal
violet
·
Larutan
iodium
·
Safranin
·
Alkohol
96%
F. Langkah
Kerja
v Pembuatan
sediaan mikroskopis
1.
Objek
glass dibersihkan hingga bebas lemak, dengan kapas beralkohol
2.
Diteteskan
satu tetes air/Aquadest dengan menggunakan pipet tetes pada objek glass
tersebut
3.
Jarum
inokulasi dipijarkan dan di dinginkan
4.
Biakan
bakteri diambil dengan jarum inokulasi tersebut, kemudian dicampurkan dengan
tetesan aquadest pada objek gelas, suspensi tersebut sehingga menjadi sediaan
sediaan yang tipis dalam bentuk lingkaran kira-kira diameter 1cm.
5.
Sediaan
tersebut di keringkan di udara
6.
Sediaan
tersebut di rekatkan dengan melewatkan objek gelas bagian bawahnya diatas api
sebanyak tiga kali , cara ini disebut (fiksasi panas). Ada juga sediaan yang
difiksasi dengan metil alkohol atau bahan kimia lain.
7.
Sediaan
siap untuk diwarnai
8.
Untuk
pembuatan sediaan dari media cair, tidak diperlukan tetesan air, cukup
menebarkan dari bahan itu sendiri.
v Pewarnaan
Sederhana
1.
Sediaan
mikroskopik dibuat dari bahan biakan yang diwarnai
2.
Sediaan
tersebut dituangi methylen blue , larutan zat warna harus menutupi seluruh
permukaan sediaan
3.
Dibiarkan
selama 1-3 menit
4.
Sediaan
tersebut dibilas dengan air menggunakan botol semprot ,air dialirkan tidak
boleh kena sediaan langsung
5.
Dikeringkan
di udara atau dengan menggunakan kertas isap, selipkan diantara dua kertas isap
6.
Sediaan
diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan lensa objektif 100x yang terlebih
dahulu sediaan ditetesi minyak imersi
7.
Semua
bentuk sel dan rangkaian sel yang ditemukan digambar
8.
Setelah
diamati, lensa objektif dibersihkan menggunakan kapas yang telah dibasahi xylol
(untuk menghapus minyak imersi).
v Pewarnaan
Gram
1.
Sediaan
mikroskopis dibuat dari biakan yang akan diwarnai
2.
Sediaan
dituangi dengan karbol kristal violet, biarkan selama 3 menit
3.
Kelebihan
zat warna pada sediaan tersebut dibuang
4.
Dituangkan
larutan lugol, biarkan selama 45-60 detik
5.
Dimasukkan
kedalam alkohol 96% dalam beker gelas, goyang-goyangkan selama 1 menit
6.
Dibilas
dengan air menggunakan botol semprot, dikeringkan dengan kertas isap
7.
Dituangkan
larutan safranin 0, biarkan selama 3 menit
8.
Dicuci
dengan air menggunakan botol semprot dan di keringkan di udara
9.
Sediaan
diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan lensa objektif 100x, terlebih dulu
sediaan ditetesi minyak imersi.
10.
Hasil
pewarnaan :
·
Berwarna
ungu : Gram positif
·
Berwarna
merah : Gram negatif
BAB
II
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengmatan
Gambar
|
Pewarnaan
Sederhana
|
|
·
Mikroorganisme
: Bakteri
·
bentuk
sel : Basil, Cocus
·
Rangkaian
Sel : Diplobasil, tripobasil,monococus,dan stophyloococus
·
warna
sel : ungu
|
Gambar
|
Pewarnaan
Gram
|
|
·
Mikroorganisme
: Bakteri
·
bentuk
sel : Basil, Cocus
·
Rangkaian
Sel : Diplobasil, tripobasil,monococus,dan stophylococus
·
warna
sel : Merah
|
B. Pembahasan
Macam-macam pewarnaan yang di lakukan dalam
praktikum tentang cara-cara pewarnaan antara lain :
a.
Pewarnaan
sederhana
Tujuan dari pewarnaan sederhana
adalah mengidentifikasi morfologi sel bakteri dengan menggunakan zat warna
tunggal. Prinsipnya yaitu pewarnaan ini
hanya menggunakan satu macam zat warna saja. Sebelum zat warna difiksasi
terlebih dahulu pewarnaan ini dipakai untuk melihat bentuk-bentuk bakteri. Zat
warna yang di gunakan adalah Methylen blue, Crystal violet, basic fuchin atau
safranin. Fungsi zat warna: Crystal violet merupakan pewarna primer (utama)
yang akan memberi warna mikrioorganisme target. Crystal violet bersifat basa
sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam (Sutedjo,
1991).
b.
Pewarnaan
Negatif
Tujuan dari pewarnaan negatif
adalah untuk mengetahui bentuk mikroba dengan pewarnaan-pewarnaan tidak
langsung. Prinsip pewarnaan negatif adalah cara pengamatan mikrobiologi yang
dapat di lakukan untuk membedakan spesies kecil dan cairan optiknya. Pewarnaan
ini merupakan pewarnaan yang di gunakan untuk melihat secara tidak langsung,
karena yang diwarnai adalah latar belakangnya, sedangkan bakterinya sendiri
tidak mengalami pewarnaan. Pada pewarnaan ini tidak di lakukan fiksasi karena
itu dapat digunakan untuk melihat bentuk-bentuk sel yang sesungguhnya dan untuk
menentukan ukuran bakteri, karena bakteri praktis tidak mengalami perubahan.
Berbeda dengan pewarnaan lain, pewarnaan negatif memungkinkan bakteri terlihat
transparan dan tampak jelas. Fungsi zat warna: Safranin merupakan pewarnaan
tandingan atau pewarna skunder, zat ini berfungsi untuk mewarnai sel-sel yang
telah kehilangan warna utama dengan kata lain memberikan warna pada bakteri non
target (Pelczar, 2007).
c.
Pewarnaan
Gram
Tujuan dari pewarnaan gram adalah
untuk melakukan pengamatan morfologi bakteri dengan pewarnaan diferensial.
Prinsip pewarnaan gram termasuk pewarnaan diferensial (untuk membedakan) karna
dapat membedakan bakteri-bakteri yang bersifat gram negatif dan positif.
Pewarnaan ini ditemukan pertama kali pada tahun 1884 oleh Criestian Gram.
Bakteri garam positif ialah bakteri yang mengikat warna utama
(crystal violet) dengan kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur
dan tidak diwarnai lagi oleh zat warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel
bakteri tampak berwarna ungu.
Bakteri gram negatif ialah bakteri yang mempuyai daya mengikat zat
warna utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh zat warna
lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna
merah.
Fungsi zat warna:
-
Crystal
violet yang berfungsi membentuk ikatan mg-Ribonucleid acid pada membran/dinding
sel bakteri sehingga membentuk kompleks mg-Ribonucleid acid- crystal violet.
Kompleks ini merupakan senyawa yang tidak luntur dengan alkohol.
-
Lugol’s
ladin yang berfungsi sebagai penguat ikatan pada kompleks mg-Ribonuclead acid.
-
Alkohol
95% berfungsi mencuci lemak pada dinding sel bakteri.
-
Safranin
berfungsi sebagai zar warna tandingan (lawan) luruh nya kompleks mg-Ribonucleid
acid- crystal violet dari dinding sel bakteri gram negatif (Pelczar, 2007).
Perbedaan dan ciri-ciri bakteri garam positif dan
bakteri garam negatif:
Bakteri garam negatif adalah
bakteri yang tidak mempertahankan zat warna crystal violet sewaktu proses
pewarnaan gram, sehingga akan berwarna merah jika diamati dengan mikroskop.
Disisi lain bakteri garam negatif seperti Eschercia coli memiliki sistem
membran ganda di mana membran plasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel.
Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan yang terletak di
antara membran dalam dan luarnya, bakteri ini juga bersifat patogen yang
berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya
berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding gram negatif terutama lapisan
lipopolisakarida (dikenal juga dengan lapis atau endotoksin). Disisi lain,
bakteri gram positif akan berwarna ungu perbedaan keduanya didasarkan pada
perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur
pewarnaan gram. Bakteri gram negatif seperti Staphylococcus aureus (bakteri
pathogen yang umumnya pada manusia) hanya memiliki membrane plasma tunggal yang
dikelilingi membrane plasma tebal berupa peptidoglika sekitar 90% dari dinding
sel tersebut tersusun atas peptidoglika sedangkan sisanya berupa molekul lain
bernama asam teikoat (Pelczar, 2007).
Fiksasi adalah proses yang
dilakukan untuk pewarnaan yang dapat berpenetrasi kedalam endospora. Yang
membuat praktikum kurang akurat disebabkan oleh faktor kesalahan adapun faktor
kesalahan sebagai berikut: Fiksasi yang kurang tepat dapat mengakibatkan
bakteri mati, Pemberian zat warna yang terlalu berlebihan dapat memperlambat
pengeringan tanpa fiksasi dan memperlambat proses pengamatan, Sentuhan atau
geseran pada preparat yang telah berisi bakteri dapat menganggu struktur
bakteri.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang teah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pewarnaan
bakteri bertujuan agar bakteri dapat terlihat oleh mikroskop, karena pada
dasarnya bakteri tidak memiliki zat warna
2.
Pewarnaan
bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain : fiksasi, pelunturan warna,
substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
3.
Perbedaan
pada gram positif dan gram negatif terletak pada warnanya, gram positif
berwarna ungu karena dapat mempertahankan zat pewarna kristal violet serta
perbedaan terjadi pada dinding sekelilingnya.sedangkan gram negatif berwarna
merah karena tidak dapat memepertahankan zat pewarna kristal violet.
4.
pada
pewarnaan sederhana mikroorganisme bakteri tersebut bentuk selnya ada dua macam
yaitu : basil dan kokus, rangkaian selnya ada yang diplobasil, tripobasil,
monococus, diplokokus dan stophylococus, dan warna selnya berwarna ungu.
5.
Sedangkan pada pewarnaan gram yang kami amati
di bawah mikroskop hasilnya menunjukan bahwa mikroorganisme tersebut merupakan
gram negatif karena warna sel yang
diamati berwarna merah, bentuk dari bakteri yang diamati ada dua macam yaitu
basil dan kokus, sedangkan rangkaian selnya ada beberapa macam, diantaranya :
monococus, stophylococus, diplobasil dan tripobasil.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Hadioetomo.
1988. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia:Jakarta.
·
Lay
dan Hartono.1992. Mikrobiologi. Jakarta : Rajawali Pers.
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar