Sabtu, 04 Januari 2014

Teknik non tes dalam evalusi pembelajaran



Teknik non tes dalam evalusi pembelajaran

Teknik non tes dalam evalusi pembelajaranmeupakan teknik penilaian Dilakukan lewat pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. Non tes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya.
jenis – jenis non tes
1.  Pengamatan (Observation)
Pengamatan adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan bahan pengamatan. Tujuan utama observasi adalah Pengamtaan (Observasi) dapat berupa mengumpulkan data mengenai suatu fenomena/peristiwa, mengukur perilaku kelas (baik perilaku pendidik atau peserta didik) yang merupakan interaksi terutama kecakapan sosial, menilai tingkah laku individu dalam berbagai keadaan (situasi yang sebenarnya atau situasi yang dibuat). 
Observasi memiliki beberapa karakteristik:
*      Memiliki arah atau memiliki tujuan yang jelas
*      Bersifat ilmiah, yaitu secara sistematis, logis, kritis, objektive, dan rasional
*      Terdapar berbagai aspek yang diobservasi
*      Praktis penggunaannya

Berdasarkan kerangka kerjanya Observasi dibedakan menjadi 2 yaitu:
*        Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru  sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan  dan dibatasi dengan jelas dan tegas.
*        Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.

Observasi berdasarkan teknis pelaksanaannya, observasi dapat ditempuh dengan :
1.  Observasi langsung, merupakan observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki.
2.  Observasi tak langsung, merupakan observasi yang dilakukan melalui perantara, baik berupa teknik maupun alat tertentu.
3.  Observasi partisipasi, merupakan observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diletiti.

Langkah – langkah penyusunan observasi yaitu:
§  Merumuskan tujuan observasi
§  Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi
§  Menyusun pedoman observasi 
§  Menyusun aspek-aspek  yang akan diobservasi,  baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran
§  Melakukan   uji  coba   pedoman   observasi   untuk   melihat   kelemahan-kelemahan pedoman observasi
§  Merivisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba
§  Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung
§  Mengolah dan menafsirkan hasil observasi

Kelebihan Observasi diantaranya:
-          Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai fenomena atau peristiwa.
-          Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik atau pendidik yang sedang melakukan suatu kegiatan.
-          Tidak terikat dengan laporan pribadi.
-          Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebbih tepat dengan observasi.

Kelemahan Observasidiantaranya:
-          Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan kurang menyenangkan dari observer ataupun dari observasi itu sendiri
-          Biasanya masalah pribadi sulit diamati
-          Jika diamati memakan waktu lama membuat observer merasa jenuh.

2.  Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber. Komunikasi  tersebut dilakukan dengan dialog (tanya-jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (melalui alat komunikai).
Ada 2 jenis wawancara:
1.  Wawancara terpimpin (guided interview) dikenal istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview) diaman wawancara ini selalu dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu dalam bentuk panduan waancara. Jadi, dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
2.  Wawancara tidak terpimpin(un-guided interview) biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (non-systematic interview) atau wawancara bebas, diamana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tapi dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat evaluator.

Tujuan wawancara yaitu:
1)  Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2)  Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
3)  Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.

Kelebihan wawancara diantaranya:
-          Dapat secara luwes mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu.
-          Mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber.
-          Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga sumber dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
-          Jawaban tidak dibuat orang lain, tetapi langsung dari sumber.
-          Dapat ditanyakan hal-hal yang mendetail dan rumit.

Kelemahan wawancara diantaranya:
-          Memerlukan banayk waktu, tenaga, ataupun biaya.
-          Dilakukan secra tatap muka, namun dapat terjadi kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban sumber.
-          Keberhasilan wawancara sangat bergantung pada pewawancara.


3.  Angket (Questionnare)
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya penggunaan angket atau kuisioner dalam proses pembelajaran terutama untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar pesertaa didik.
Tujuan pengembangan angket adalah :
-          Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang pembelajaran.
-          Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu.
-          Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.
-          Membantu anak yang lemah dalam belajar.
-          Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran.

Dari segi isi kuisioner dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:
1.  Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta, antara lain: seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll.
2.  Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah laku seorang siswa dalam proses belajar mengajar.
3.  Pertanyaan informasi adalah apabila melalui instrumen itu guru ingin mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.
4.  Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuisioner yang berkaitan dengan perasaan, kepercayaan predisposisi, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan objek yang dinilai.

Dari jenisnya kuisioner dapat dibedakan menjadi:
1.  Tertutup, kuisioner yang alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden hanya memilih diantara alternatif yang telah disediakan.
2.  Terbuka, kuisioner ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai dengan pandangan dan kemampuannya. Alternatif jawaban tidak disediakan. Siswa menciptakan sendiri jawabannya dan menyusun jawaban dengan kalimat dan bahasa sendiri.
3.  Tertutup dan terbuka, kuisioner ini merupakan dari kedua jenis kuisioner. yang berarti disamping alternatif yang telah disediakan , diberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan alternatif jawabannya sendiri, apabila alternatif yang telah disediakan tidak sesuai dengan keadaan yang bersangkutan.

Kelebihan angket diantaranya:
-          Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah siswa yang hanya memerlukan waktu singkat.
-          Sejumlah anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama.
-          Dengan angket pengaruh subjektif guru dapat dihindarkan.

Kelemahan angket diantaranya:
-          Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabiila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit diterangkan kembali.
-          Terkadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua siswa atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataannya.
-          Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak  memberikan kembali angketnya.


4.  Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis)
Evalusi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya dokumen yang menyangkut informasi mengenai riwayat hidup (auto biogeafi) seperti kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan  sebagainya.  Selain  itu  juga  dokumen  yang  memuat  informasi  tentang  orang  tua peserta  didik,  dokumen  yang memuat  tentang orang tua peserta  didik, dokumen  yang memuat tentang lingkungan non-sosial,  seperti kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya.

5.  Studi Kasus (Cash Study)
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya. Misalnya, peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam hal belajar.
Studi kasus sering digunakan dalam evalusi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini menyangkut integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah satu alat yang digunakan adalah depth-interview, adalah melakukan wawancara secara mendalam. Jenis data yang diperlukan antara lain: latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga, kesanggupan dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya.
Tiga pertanyaan inti dalam studi kasus:
1.  Mengapa kasus tersebut bisa terjadi?
2.  Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut?
3.  Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar